![]() |
Sumber foto: liputan6.com Peenikahan Tommy Kurniawan dan Lisya Nurrahmi |
Dakwahinformasi - Pernikahan ialah ritual suci untuk menyatukan dua insan dalam satu ikatan suci nan mulia dengan akad pernikahan yang telah ditentukan oleh syari'at Islam. Pernikahan ini selain ditujukan untuk memuliakan dan memanusiakan manusia, juga untuk memelihara kesucian diri dari hal-hal yang dibenci oleh Alloh Ta'ala, seperti; perzinahan, sex bebas, pacaran dan lain sebagainya.
Namun demikian, masih banyak dari kalangan kita sepertinya enggan menjadi manusia yang mulia di sisi Alloh Subhanahu wa Ta'ala. Padahal Alloh Ta'ala dengan tegas memberikan legalisasi penyaluran syahwat kepada hambanya melalui gerbang pernikahan. Itu sejalan dengan bunyi Al-Quran, Surah Ar-Rum: 21.
"Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir."
Banyak alasan-alasan yang berseliweran dimana-mana menciutkan tujuan suci nan mulia ini. Ada yang disebabkan karena belum siap, belum punya pekerjaan tetap, belum punya penghasilan besar, belum punya rumah, karena inilah, karena itulah dan lain-lain.
Ironisnya, mereka lebih memilih jalan yang amat hina di sisi Alloh Ta'ala. Hina karena melewati garis pembatas antara 'halal' dan 'haram'. Seharusnya tidak boleh melompat pagar, malah nekad cari-cari kesempatan untuk melompatinya. Tidak hanya lelaki saja. Perempuan pun juga ada yang menutup mata agar mudah terperosok ke dalam jurang kehinaan.
Sungguh aneh! Saat diberi pilihan dan dianjurkan melalui gerbang pernikahan yang halal, mereka lebih memilih melewati gerbang kemaksiatan yang dipolesi keharaman. Kenapa ketika dilarang mendekati hal-hal yang diharamkan oleh agama Islam mereka selalu siap tempur? Tapi ketika diperintah dan dianjurkan melaksanakan perintah-Nya mereka enggan dan ciut melaksanakannya? Apakah mereka tidak mau menjadi manusia? Apa bedanya dengan hewan kalau tidak memproses cintanya melalui pernikahan?
Padahal, manusia merupakan makhluk yang derajatnya ditinggikan oleh Alloh Ta'ala dibanding makhluk ciptaan lainnya. Melalui gerbang pernikahan inilah salah satu cara Alloh Ta'ala memuliakan manusia, hamba-Nya. Hanya karena dengan melalui proses pernikahanlah manusia bisa mendapat legalisasi penyaluran syahwat dengan lawan jenisnya. Bukan dengan cara-cara yang dibenci dan membentur larangan-larangan Alloh Ta'ala.
Pembenturan larangan disinilah yang menyebabkan mereka mengangkangi dirinya sendiri. Bentuk pengangkangan itu dikemas rapi dalam bingkai pacaran, berduan dengan lawan jenis tanpa ditemani muhrimnya dan sex bebas. Bukankah membentur aturan Alloh itu merupakan sikap pencideraan terhadap sifat 'Iffah dan kehormatan manusia itu sendiri? Jika memang belum mampu untuk menikah kenapa tidak menahan dan menarik diri dari indahnya maksiat?
![]() |
Sumber Foto: beritajatim.com akibat digilir 5 orang siswa ini hamil. |
Padahal dalam syari'at agama Islam melalui Al-Quran, Surah An-Nur ayat 33 ditegaskan, jika tidak mampu menikah, hendaknya menjaga kesucian dirinya. Bukan malah menempuh jalan yang dapat menjerumuskan dirinya ke dalam kobaran api neraka.
“Dan orang-orang yang belum mampu untuk menikah hendaklah menjaga kesucian dirinya sampai Allah menjadikan mereka mampu dengan karunia-Nya.” (An-Nur: 33).
Sedangkan Nabi Muhammad SAW. menganjurkan kita melaksanakan ibadah puasa jika belum mampu menikah. Karena puasa itu bisa menahan diri dari gejolak syahwat yang memuncak.
"Wahai generasi muda! Barangsiapa di antara kamu telah mampu berkeluarga, maka hendaknya menikahlah. Karena (menikah) itu dapat menundukkan pandangan dan menjaga kemaluan. Dan barangsiapa yang yang belum mampu, maka hendaknya berpuasalah karena puasa itu dapat mengendalikan syahwat."
Bukan dengan cara menempuh jalan pacaran yang dapat melipat gandakan dosa-dosa kita. Naudzubillah jika harus terjerumus ke dalam jurang perzinahan. Jurang yang akan mengkungkung pelakunya di dunia maupun di akhirat. Rasa nikmat dan kepuasan dari jalan haram ini hanya terasa sesaat. Karena termakan kejamnya nafsu yang beringas.
Kebahagiaan rumah tangga yang diharapkan kian terkikis oleh ketaatannya pada hawa nafsu birahi. Secuil masa depan akan hancur atas perbuatan hinanya. Begitulah resiko yang harus ditanggung karena perbuatannya sendiri.
Jika sudah demikian, jangan salahkan siapa-siapa. Salahkanlah dirimu sendiri. Kenapa saat disuruh memilih perkara halal enggan menyambutnya. Malah tanpa pikir panjang memilih jalan haram yang bakal meng-azab dirinya. Jelas! Jika sudah tergelincir ke jalan tersebut azab Alloh pasti akan mencabik-cabiknya. Di dunia mau pun di akhirat.
Oleh karenanya, para pembaca yang budiman jangan sekali-kali engkau memproses cintamu atau keluargamu dengan menempuh jalan haram. Selesaikanlah urusan cintamu dengan mengkhitbah akhwat yang engkau sukai yang bakal mengantarkanmu ke gerbang pernikahan. Gerbang yang akan membawamu menuju keluarga yang engkau harapkan.
Penulis: Muhlis
Tags
Tinjauan Islam